Syaikh Ibnu ‘Utsaimin
t berkata “bersungguh-sungguhlah
untuk mempelajari ilmu syar’i dan yang dapat menopangnya seperti ilmu nahwu”
(Syarh Riyadhus Shalihin: 3/120)
Al-Imam
As-Sakhawi t dalam kitab
Fathul Mughits (3/160-164) menukil ucapan Al-Imam Asy-Sya’bi t:
النَّحْوُ فِي العِلْمِ
كَالْمِلْحِ فِي الطَّعَامِ
Nahwu di dalam ilmu ibarat garam pada
makanan
Imam Asy-Syu’bah
t mengatakan “barangsiapa yang
pandai dengan hadits tetapi tidak pandai dengan bahasa Arab maka kedudukannya
bagaikan badan tanpa kepala”.
Imam Hammad
Ibnu Salamah t juga
menegaskan “kedudukannya seperti keledai di atasnya ada keranjang (rumput)
namun tidak ada gandum di dalamnya” (Fathul Mughits: 3/160-164)
Al-Imam
Ahmad t
berkata "Salah
satu tanda keimanan orang 'ajam (non-Arab) adalah kecintaannya terhadap bahasa
Arab". (Iqtidha' Shirathil Mustaqim_Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)
Al-Imam
Asy-Syafi'I t berkata "Manusia
menjadi buta agama, bodoh, dan selalu berselisih paham, dikarenakan mereka
meninggalkan bahasa arab dan lebih mengutamakan konsep Aristoteles". (Siyaru
A'lamin Nubala' _Al-Imam Adz-Dzahabi)
iop
0 komentar:
Posting Komentar