Photobucket

Allah Subhanahu wa Ta'ala Tidak Menzholimi Hamba-Nya

"Dan jika ada kebajikan (sekecil dzarrah), niscaya Allah akan melipat gandakannya dan memberikan pahala yang besar dari sisi-Nya." (QS. An-Nisaa': 40)

Photobucket

Rasulullah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam bersabda:

“Agama itu nasihat”. Kami (sahabat) pun bertanya, “Hak siapa (nasihat itu)?”. Beliau menjawab, “Nasihat itu adalah hak Allah, kitab-Nya, Rasul-Nya, pemerintah kaum muslimin dan rakyatnya (kaum muslimin)”. (HR. Muslim)

Photobucket

Ibnu Mas'ud Radhiallahu 'Anhu berkata:

"Banyak orang yang perkataannya baik. Namun, hanya orang yang ucapannya selaras dengan perbuatannyalah yang memperoleh keberuntungan hakiki. Sedangkan siapa saja yang ucapannya menyelisihi perbuatannya, pada hakikatnya ia telah mempermalukan diri sendiri. (Kitab Az-Zuhd)

Photobucket

Ibnu Qayyim Al-Jauziyah Rahimahullah berkata:

"Allah Subhanahu wa Ta'ala tidak menolak sesuatu yang diminta hamba-Nya, melainkan karena Dia ingin memberikan yang lebih baik kepada hamba itu."

Photobucket

Fudhail bin Iyadh Rahimahullah berkata:

“Barangsiapa yang jelek akhlaknya maka agamanya akan ternodai, kehormatannya akan ternodai, begitu juga harga dirinya.”

Minggu, 30 Juni 2013

Syair Imam Syafi'i Tentang Ilmu dan Syahwat Beliau Terhadap Ilmu



Dikatakan kepada Asy-Syafi’i, “Bagaimana syahwatmu terhadap ilmu?” Dia menjawab, “Aku mendengar satu huruf –yaitu satu kata– dari hal yang aku belum pernah mendengarnya, maka seluruh anggota badanku menginginkan seandainya memiliki pendengaran untuk bisa menikmatinya sebagaimana kedua telinga menikmatinya.”[1]

Imam Syafi’i juga berkata:

Begadangku untuk mengoreksi ilmu lebih nikmat bagiku

Daripada berhubungan dengan wanita penyanyi dan
enaknya berpelukan

Suara penaku menulis di atas kertas-kertasku
Lebih manis daripada wanita penghibur dan orang yang
kasmaran.

Dan lebih nikmat daripada pukulan seorang gadis pada
rebananya.

Dan pukulanku untuk menghilangkan pasir yang melekat
pada kertas-kertasku (lebih nikmat bagiku).

Lenggak-lenggokku karena bingung menyelesaikan
masalah yang rumit.

Di dalam pelajaran, lebih menyenangkan daripada
mabuk memandang betis.
Aku bermalam dengan begadang dalam kegelapan
sedangkan kamu bermalam
Dengan tidur, kemudian setelah itu kamu mengharapkan
bisa menyusulku?[2]

Dikutip dari buku: “Mengapa Saya Menghafal Qur’an (Metode Mutakhir dan Cepat Menghafal Al-Qur’an), penulis: DR. Khalid bin Abdul Karim Al-Laahim, Penerbit: Daar An Naba’, hal: 219-220.

Ditulis kembali di blog ini tanggal 23 Sya’ban 1434H / 30 Juni 2013M jam 23.23




[1] Iiqaazh Al-Himmah Li Thalab Ilmi Al-Kitab Wa As-Sunnah, Adil As-Su’aidan hal: 18.
[2] Diiwan Asy-Syafi’i hal: 63

Selasa, 18 Desember 2012

Keindahan Fisik


Bismillah.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyah rahimahullah membagi keindahan kedalam 3 kelompok, beliau berkata:

"..bahwasanya keindahan rupa, pakaian, dan penampilan itu terbagi menjadi 3 jenis. Ada yang terpuji, ada yang tercela, dan ada pula yang tidak mengandung pujian maupun celaan.
Pertama, keindahan fisik yang terpuji ialah

Bencana Orang Bodoh yang Rajin Beribadah


Bismillah.
Ibnu Qayyim rahimahullahu ta'ala berkata:
"Bencana yang pasti menimpa orang bodoh yang rajin ibadah tidak lain adalah keberpalingannya dari ilmu dan hukum-hukum-Nya, juga didominasinya ia oleh khayalan, selera hati, perasaan, dan hawa nafsunya."

Dikutip dari buku Fawaidul Fawaid karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, tahqiq: Syaikh Ali bin Hasan Al-Halabi hafizhahullah, halaman 361, cetakan Pustaka Imam Syafi'i.

---------

Bintaro, Indonesia
6 Safar 1434H / 18122012